Antropologi Kampus dan Seyogyanya Menjadi Mahasiswa
Oleh : Sajad Khawarismi M. M
Antropologi berasal dari bahasa Yunani yakni, antropos
yang memiliki makna manusia ataupun insan yang memiliki akal untuk bernalar, dan logos
yang bermakna ilmu pengetahuan ataupun logika. Jadi, antropologi secara
keseluruhan mempunyai makna ilmu yang mempelajari sebuah sistem, peradaban dan karakteristik manusia. Sedangkan kampus secara
definitif merupakan sebuah tempat dan lingkungan yang didalamnya terdapat pergelutan
dan sistematika ruang lingkup transfer pengetahuan. Kampus mempunyai stake holder
yang kompleks, diantaranya terdapat susunan rapi hierarki dalam lingkungan kampus.
Seperti, pemangku kebijakan kampus yakni Rektor serta seluruh staf jajaranya,
tenaga pengajar yakni dosen, dan terakhir yang digadang-gadang sebagai agent
of control dan agent of change yakni mahasiswa.
Dalam
membicarakan antropologi kampus, berarti kita akan mempelajari sebuah dinamika dan
ruang lingkup yang ada di kampus notabenenya adalah mahasiswa sebagai komponen utama,
karena disitulah para mahasiswa mencoba untuk berproses dan belajar untuk mengetahui
jati dirinya sebagaimana manusia pada umumnya. Selanjutnya dalam dunia civitas akademika
mahasiswa menjadi hegemoni terbanyak dalam stakeholder
dunia civitas akademika. Mahasiswa yang beragam tersebut tentu mempunyai ciri
khas dan karakter masing-masing, karena berasal dari daerah yang berbeda-beda,
tentunya akan membawa sebuah budaya dan tradisi yang berbeda ke dalam lingkungan
kampus. Mahasiswa tentunya mempunyai tujuannya masing-masing saat datang pertama
kali menginjakkan kakinya dalam gedung-gedung formalitas yang ada dalam jenjang
pendidikan tertinggi setelah mereka lulus dari SMA.
Sebagai
mahasiswa perlu dapat memahami tipe-tipe mahasiswa, agar bisa menempatkan dirinya
sesuai dengan tipenya atau bisa menyesuaikan dengan yang berbeda dengan tipenya.
Dalam pengklasifikasian terdapat sebanyak tujuh tipe mahasiswa yang ada di
kampus. Namun pengklasifikasian ini tidaklah bersifat paten untuk satu sifat mahasiswa
saja, maksudanya adalah kita ketahui bersama bahwa manusia pada umumnya memiliki
bermacam-macam sifat yang berbeda setiap individunya, namun terkadang sifat dari
manusia dapat menyesuaikan sesuai dengan lingkungan yang terjadi. Seperti contoh, ada seorang mahasiswa
yang saat didalam kelas ia cenderung pemalu dan pendiam, akan tetapi ketika dia
diluar kelas dia menjadi seorang yang humoris dan ramah kepada lingkungannya. Dari
contoh tersebut mahasiswa terkadang dapat menyesuaikan terhadap kondisi dan lingkungannya
dalam menampakkan sebuah sifat dan sikapnya. Maka dari itu ada beberapa statement
yang mengatakan bahwa mahasiswa itu memiliki seribu topeng dalam bersosialisasi
didunia kampus.
Disini terdapat beberapa klasifikasi tipe-tipe mahasiswa didadalam dunia kampus, diantranya:
1. 1. Mahasiswa Akademisi
Mahasiswa tipe satu ini biasanya focus terhadap hal yang berkaitan dengan nilai akademik. Keseharian mahasiswa tipe satu ini focus pada belajar, mengerjakan tugas-tugas individu dan kelompok dan hanya berkutat pada Ilmu-ilmu fakultatif saja. Orientasi mahasiswa ini hanya tertuju pada nilai yang baik dan Indeks Prestasi Kamulatif (IPK).
2. 2. Mahasiswa Kupu-Kupu (Kuliah pulang-Kuliah pulang)
Rasanya mahasiswa tipe satu ini sudah tidak asing ditelinga kita, dikarenakan kebanyakan dari mahasiswa pada umumnya bertipe demikian. Mahasiwa dengan tipe ini biasanya saat telah selesai dalam menjalakan kewajibannya ketika kuliah dia langsung pulang ke tempat tinggalnya masing-masing, entah itu rumah ataupun kost. Bukan karena mereka kurang kesibukan ketika menjadi mahasiswa, tetapi mungkin orientasi ketika kuliah mereka berbeda.
3. 3. Mahasiswa Kura-Kura (Kuliah Rapat-Kuliah Rapat)
Mahasiswa tipe satu ini biasanya melakukan proses dalam mengembangkan dirinya bukan hanya didalam kelas saja, akan tetapi mahasiswa tipe satu ini juga mengembangkan dirinya melalui keikutsertaan mereka terhadap Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) didalamnya terdapat banyak organisasi yang dapat membantu meningkatkan soft skill mereka seperti, Keolahragaan, seni, jurnalistik, music, dll. Kemudian ada juga organisasi yang bersifat intra didalam kampus seperti Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS), Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA), dan Senat Mahasiwa (SEMA).
4. 4. Mahasiswa Kunang-Kunang (Kuliah Nangkring-Kuliah Nangkring)
Mahasiswa tipe ini merupakan ketika sepulang kuliah biasanya mereka akan lanjut melakukan aktifitasnya di warung perkopian, entah itu sebuah cafe ataupun angkringan biasa. Bukan berarti mahasiswa yang sering ngopi diartikan sebagai mahasiwa yang pemalas ataupun yang menghabisakan waktunya hanya untuk basa-basi yang tidak jelas, banyak juga mahasiswa yang menghabiskan waktunya untuk bersosial didalam perkopian untuk sekedar mengerjakan tugas, berdikusi ringan, ataupun mabar game online untuk menghilangkan suntuk saat kuliah.
5. 5. Mahasiswa Kuker-Kuker (Kuliah Kerja-Kuliah Kerja)
Mahasiswa satu ini merupakan tipe yang memiliki kewajiban ekstra ketika menjadi seorang mahasiwa, selain dia memiliki kewajiban menuntut ilmu ketika dalam perkuliahan dan juga memiliki kewajiban sebagai seorang yang bertanggung jawab dalam pekerjaannya. Seorang mahasiswa yang saat kuliah dengan melakukan kerja biasanya dia memiliki orientasi dapat membantu meringankan beban perekonomian keluarganya untuk biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang terbilang cukup mahal.
6. 6. Mahasiswa Kutu Buku
Namanya saja mahasiswa dengan julukan kutu buku, yang artinya mahasiswa tipe ini biasanya sangat suka membaca buku. Selalu dimanapun dan kapanpun itu orientasinya untuk membaca buku. Mahasiswa satu ini biasanya cenderung menghabiskan finansial dan waktunya untuk buku-buku bacaannya, entah itu buku fiksi ataupun non fiksi. Tipe satu ini terkadang menyisihkan sedikit uang bulanannya untuk membeli buku untuk dijadikan koleksi perpustakaan mini didalam kamarnya.
7. 7. Mahasiswa Aktivis
Mungkin pembaca sedikit tidak asing dengan tipe mahasiwa satu ini bukan? Benar, mahasiswa satu
ini ialah mahasiswa yang orientasinya untuk kepentingan sosial sekitar. Seperti
melakukan perubahan reformatif dalam melihat kontra sosial yang terjadi,
melakukan partisipasi demonstrasi dalam menentang aturan yang semena-mena. Biasanya
mereka ikut serta dalam Organisasi Ekstra Kampus ataupun yang disebut dengan
ORMEK seperti, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Mahasiswa Pergerakan
Islam Indonesia (PMII), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
(IMM), Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama
(IPNU dan IPPNU), Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) dan masih banyak lainya organisasi
ekstra yang dapat kita temui dalam lingkungan kampus.
Menjadi mahasiswa selain bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan dan mengembangkan proses untuk diri kita sendiri, sudah seyogyanya kita memahami akan pentingnya akan peran menjadi mahasiswa. Sesuai dengan “Tri Dharma” perguruan tinggi yaitu, Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengembangan, dan terakhir Pengabdian kepada masyarakat. Tiga point tersebut merupakan sebuah acuan dan tujuan kita sebagai mahasiswa yang masuk dalam lingkungan civitas akademika, untuk mewujudkan point-point tersebut. Karena penerapan Tri Dharma dalam perguruan tinggi bermanfaat untuk menciptakan mahasiwa yang inovatif, kreatif, konstruktif, demokratis dan memiliki daya kritis untuk dapat melihat realitasosial yang ada.
Menjadi mahasiswa seharusnya tidak boleh menjadi seorang yang apatis, tidak memperdulikan sosial, dan menjadi seorang yang individualis, Karena mahasiswa memliki tanggung jawab sosial sebagai Agent of Change dan Agent of Control yakni, menjadi sebuah mahasiswa yang berperan aktif dalam menjadi pelaku perubahan dan mengontrol dalam menentukan arah peradaban sebuah negara. Sehingga perlunya untuk merawat lingkaran budaya positif. Tradisi ini tidak hanya sekedar dalam budaya membaca, menulis, ataupun berdiskusi. Tetapi tradisi yang harus dapat dibangun adalah menumbuhkan kepekaan sosial dan dapat berperan aktif membantu dalam menyekesaikan apa yang menjadi permasalahan dalam masyarakat. Sehingga estafet perjuangan untuk merawat kemerdekaan Indonesia dapat diteruskan hingga ke generasi berikutnya.
Menurut pembaca menjadi mahasiswa itu seperti apa?
0 komentar