Urgensi Kesadaran Perempuan Terhadap Kebijakan Publik : Korps PMII Putri (KOPRI) Cabang Banyuwangi Menyelenggarakan Sekolah Politik Perempuan (SPP)

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) merupakan organisasi besar yang tetap eksis hingga saat ini, organisasi ini juga memiliki wadah untuk pemberdayaan para kader perempuan yang biasanya disebut sebagai Korps PMII Putri (KOPRI).

Pada tanggal 10-12 Mei 2024 kemarin KOPRI Cabang Banyuwangi mengadakan acara "Sekolah Politik Perempuan" dan diawali dengan opening ceremony pada hari Jum’at 10 Mei 2024 yang bertempat di Pendopo Sabha Swagata Blambangan. Pada opening ceremony Pengurus KOPRI Cabang Banyuwangi mengundang Ibu Khofifah Indar Parawansa selaku Ketua PP Muslimat Nahdlatul Ulama serta Wakil Gubernur periode 2018-2023, Bapak Emil Elestianto Dardak. Tidak hanya itu Pengurus Cabang KOPRI Banyuwangi juga mengundang segelintir pejabat setempat seperti Ibu Ipuk Fiestiandani (Bupati Banyuwangi), Bapak I Made Cahyana Negara (Ketua DPRD Banyuwangi), dan Kombes Pol. Nanang Haryono, S.H., S.I.K., M.S.I.

Dalam dialog interaktif bersama Ibu Ipuk Fiestiandani melalui via zoom adalah tentang bagaimana keterlibatan perempuan di ranah politik per hari ini. Beliau juga memperlihatkan data-data wilayah Indonesia yang keterlibatan perempuannya dalam kancah politik dari mulai yang berpresentase rendah hingga yang berpresentase tinggi. Pemerintah memberi perempuan kursi sebanyak 30% yang sempat berkembang menyentuh angka 40% karena situasi saat itu para perempuan mempunyai keinginan untuk lebih banyak menempati kursi-kursi tersebut. Seiring berkembangnya waktu banyak terjadi krisis serta anomali seperti menurunnya gairah perempuan yang disebabkan berbagai faktor dari mulai internal hingga eksternal. Sehingga pemerintah pun akhirnya mengembalikan jumlah presentase yang awalnya 40% kembali menjadi 30% seperti semula. Bahkan turunnya presentase itupun tetap tidak dapat diisi sepenuhnya oleh para perempuan, oleh karena itu perlunya kesadaran kembali akan pentingnya tidak terlalu bersikap oposisi dengan sistem politik.

Bapak Martin selaku perwakilan dari DPRD Banyuwangi dalam sekilas sambutannya membuat dapat memberikan informasi bahwa selama ini PMII Banyuwangi sudah sangat progresif dalam penyelenggaraan kegiatan-kegiatan yang esensinya jelas untuk kedepannya.

"Saya sudah sering hadir dalam forum-forum yang diadakan oleh Pengurus Cabang PMII Banyuwangi seperi ini dari dulu. Sekarang mereka mengadakan acara Sekolah Politik Perempuan yang dapat kita ketahui bersama pastinya hal ini nantinya akan melahirkan generasi muda perempuan Indonesia yang dapat membawa perubahan dan lebih melek akan isu isu politik yang sedang dihadapi saat ini,"

Sekolah Politik Perempuan merupakan kegiatan esensial yang memang dibutuhkan untuk para perempuan di era modern ini. Isu isu politik semakin krusial untuk ditelaah dan kritisi terutama yang bersinggungan dengan kasus perempuan seperti pelecehan seksual, pendidikan, ekonomi, dan masih banyak lagi. Semakin dikulik lebih dalam maka semakin mampu disadari bahwa hari ini generasi bangsa harus bisa sadar akan urgensinya mereka mendekatkan diri kepada ranah politik untuk kepentingan lingkungan atau masyarakat sekitarnya. Sudah waktunya untuk generasi penerus bangsa membangunkan kembali jiwa yang hancur karena raga mereka tertatih untuk berjalan menghadapi dunia, sudah saatnya pula mulai berefleksi untuk menuntut dan meluruskan apa saja yang salah selama ini.

Sahabati Fani Paulina selaku Ketua KOPRI PC PMII Banyuwangi menegaskan kembali dengan kalimat seperti berikut ,

"Sebagai perempuan, kita paham betul bahwasannya politik itu selalu ada bahkan di bagian terkecil hidup kita. Maka dari itu, menjadi cerdas dan menjadi pelopor di setiap aksi itu akan menunjukkan value kita sebagai perempuan,"

Dapat merefleksikan kembali bahwa tolak ukur value dari seseorang bukan diukur dari seberapa terkenal mereka di depan banyak orang, tetapi value seseorang diukur dari seberapa jauh seseorang melihatnya bervalue tanpa banyak mengemis validitas.

Forum Sekolah Politik Perempuan (SPP) kali ini tidak hanya diikuti oleh para sahabati, tetapi rekanita IPPNU juga mengikuti dengan khitmad berjalannya kegiatan. Artinya selain tidak adanya sekat antara PMII dan IPNU, para perempuan yang didikan mentalnya pun relatif berbeda dengan kader PMII juga sudah sadar akan pentingnya mengikuti kegiatan seperti ini guna mengasah teoritik atau pengetahuan fundamental tentang politik itu sendiri. Rekanita menerima semua ide dan gagasan dalam forum diskusi dengan fasilitator ketika sesudah menerima materi dari mulai sejarah politik Indonesia hingga  KOPRI dalam perlemen, mereka cukup kritis mendiskusikan hal-hal yang dirasa perlu untuk membutuhkan pemikiran-pemikiran dari sahabati PMII yang turut serta dalam forum tersebut.

Terakhir, sambutan Sahabati Livia Ramdhani selaku Ketua Biro Kaderisasi KOPRI Cabang Banyuwangi yang juga menjadi ketua panitia dalam agenda SPP kali ini yang merangkai kalimat dengan diksi begitu indah dan membuat tamu undangan takjub dalam opening ceremony waktu itu.

“Dengan adanya kegiatan ini KOPRI PC PMII Banyuwangi beharap mampu menghidupkan serigala yang ada dalam diri sahabati sekalian untuk bangkit dan mengawal segala ketidak adilan gender dan menghapus penindasan struktural. Selama sistem masih memelihara patriarki, maka masalah perempuan akan selalu ada dan takkan terselesaikan. Pengetahuan dasar mengenai politik ini yang nantinya mampu menciptakan perempuan berdaya serta digdaya yang mampu menentukan nasibnya sendiri tanpa intervensi.”


Pewarta : Safina Ulfi M.