Ilustrasi Gambar

Angin menerpa gemulainya tubuh tenggelam dalam hitamnya bumi
Tanah tetap tawadhu pada semesta merindukan sinar kehangatan
Airpun beriringan menusuk getaran jantung
Tak ada api yang bersolek di pekatnya bumi

Mataku pun berkata ada seberkias cahaya di goa yang menusuk pilu
Ku hentikan akalku, lalu hati menyusuri kedamaian logika
Mungkinkah itu manusia ?
Akalpun bersempoyongan menaburkan kata kata, kalimat kalimat dan perbendaharaan huruf yang tersingkap rapi
Mulaiku menelenjangi alam dalam kekuatan jiwa

Air berkata : hai manusia, carilah yang kau cari dan pulanglah dengan kecukupan dan kesabaran

Tapi manusia menjawab : kesabaran itu sudah habis ! Saudaraku terhormat di negeri ini sudah lupa bahwa surga itu luas. Ia hanya memikirkan segerombolan anjing penghisap darah berseragam politikus bajingan, DPR bermulut kucing, pejabat kerabat dan masih banyak lagi saudara saudaraku yang mengalir di limbah limbah kehidupan

Angin berucap : cukup "fabi ayyi 'ala hirobbikuma tukadziben" aku akan mengantarkanmu kembali pada keluargamu yang berdoa di pekat dan dinginnya malam

Manusia : tidak, aku akan tetap menyusuri perut ibu hingga aku bahagia

Gunung hanya diam dan sesekali menggumam : hmmmm

Air semakin menguap menyaksikan kelemahan mahkluk yang kerasukan lalu menghentak : Hai manusia apa kau tuli tentang ayat ayat tuhanmu yang berserakan di penjuru dunia

Manusia : aku takkan tuli jika sesama saudaraku berhenti mengacuhkan aku, mereka hanya tertekan dengan peperangan kepala yang kosong dan hanya nafsu yang menggerogoti jiwa dan badannya

Gunung menasehati : pulanglah dan tidurlah dengan namanya, dan berimanlah tentang hari esok. tuhan kita takkan tidur .

Manusia dengan keterbatasannya bersorak : hai gunung, hai air dan angin. Apakah kalian tidak bisa melihat kekejaman-kekejaman mereka. Mendapati bumiku ini di gerus untuk kekenyangan perut mereka yang tak terbatas, apakah kalian tuli mereka berteriak dengan sombong dan angkuhnya akulah manusia yang perkasa, berkuasa dan jaya dengab jubah bermerk keringat saudara"ku yang tertindas dan terhimpit sesaknya udara yang kotor dan berhawa neraka

Semestapun begetar
Allahu akbar....allahu akbar....allahu akbar wa lilla ilham :
Kebinatanganmu membuncah, dengan mengolok mengolok saudara sebumi, lihatlah apakah kau tak melihat kau sama memilih limbah keruh berisi bangkai saudaramu
Bacalah gunung dia terhempas air dengan keras dan sedikit masa ia mulai lenyap, namun ia tidak membenci dan menghujat air. Bacalah air ia terombang ambing terdesak angin hingga menguap terbakar mentari. Namun ia bersabar dan memberikan kehidupan. Bacalah angin ia tak pernah lelah di suruh tanah membawakan sperma kehidupan. Dan bacalah api ia memakan segala kedurhakaan dan keserakahan dan selalu di hujat kaummu tapi ia menerangi kegelapan hati dan akalmu.
Ku berikan keberkahan dan keselamatan di bumi ini, bacalah dan jagalah ayatku dengan keheningan dan kekuatan jiwa. Bersujudlah dengan sabar dan tabah "aku ada di hati setiap mahklukku, akan tiba hari kesaksian sebentar lagi mendatangi setiap yang bernyawa"
Manusiapun bersimpuh lemah dan hina
Sayyidul istighfar...!!!

Penulis : A. Jamil Marom
Editor : ARK