Hikmah Ibadah Puasa Ramadhan saat                           Pandemi Covid-19
             Oleh :Mohamad Ingsul
Sejak covid-19 ditetapkan sebagai pandemi oleh WHO, yang artinya berbagai belahan dunia telah terdampak akan virus ini, termasuk Indonesia. Semua pihak merespon pandemi ini dengan menerepakan protokol kesehatan. Pemerintah juga berkolaborasi dengan tokoh agama untuk menghimbau masyrakat luas agar menaati protokol kesehatan, jaga jarak, beraktivitas dirumah saja (work from home). Hal ini membuat masyarakat menjadi takut dan panik Berbagai kebijakan dilakukan oleh pemerintah demi memberantas terjadi penyebaran virus covid-19 ini.

Sebagai bangsa yang menjunjung tinggi budaya gotong royong sebagaimana termaktub dalam pancasial sila ke-3 “Persatuan Indonesia”. Secara gagap gempita masyarakat Indonesia menunjukkan kontribusinya, paling tidak dengan mematuhi protokol kesehatan, beraktivitas di rumah saja, kepedulian sosial dengan melakukan kerja bakti lingkungan, penyemprotan disinfektan, pembagian sembako, pembagian alat kesehatan dan lainnya. 

Wabah covid-19 ini berdampak juga pada aktivitas keagamaan. Diantaranya pembatasan pelaksana sholat jamaah lima waktu dan sholat jum’at. Kondisi yang tidak biasa dilakukan oleh masyarakat Indonesia yang memiliki kultur religius, sehingga memicu  perspektif beragama di kalangan masyarakat terutama masyarakat awam. Perspektif politis dengan asumsi pemerintah melarang melakukan sholat berjamaah yang berkerumunan. Dan perspektif ekonomi  adalah perang dagang yang dilakukan para mafia dunia untuk kepentingan bisnis mereka, serta perspektif lainnya mengatakan dunia ini akan berakhir. 

Padahal dalam perspektif akhlak tasawuf, kondisi semacam ini adalah sebagai manifestasi kita untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan merupakan momentum muhasabah akan kualitas iman dan ibadah sosial lainnya.
Jika dikaitkan dengan bulan suci ramadhan, wabah covid-19 memiliki hikmah tersendiri yang luar biasa. Ramadhan adalah bulan mulia, bulan ibadah, bulan maghfirah dan bulan penuh rahmah. Pada bulan suci ramadhan ini umat islam perlu mempersiapkan diri menyambut datangnya bulan ini. Dengan melakukan puasa sunah senin-kamis sebagai pelatihan diri dan persiapan lahir dan batin untuk memasuki bulan suci ramadhan. Bahkan sebagian ulama menganjurkan berdoa setiap saat, agar bisa bertemu dengan bulan ramadhan selanjutnya. 

Ramadhan adalah salah satu majelis atau sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT. Lantas bagaimana sikap yang harus dilakukan dalam menghadapi wabah covid-19, terutama menjelang datangnya bulan Ramadhan?. sikap yang harus dilakukan adalah dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT, mensucikan diri (taskiatun nafas), memperbanyak dzikir kepada Allah SWT, dan berdoa dengan penuh ikhlas dan khusu’. 

Wabah covid-19 telah merubah berbagai aspek dan pola hidup keseharian. Dengan kecemasan, rasa panik dan tidak aman yang dirasakan, kita harus bersikap dengan rasional agar bisa bertahan hidup dan memperhatikan lingkungan. Dengan melakukan pola hidup sehat dan menaati anjuran pemerintah harus kita lakukan sebagai upaya mencegah penyebaran wabah covid-19 ini.